Senin, 28 November 2016

ENTOMOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN



ENTOMOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN

A. PENGERTIAN ENTOMOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN
            Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk serangga pada umumnya. Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencangkup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan beruas – ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Archinida atau Arachnoieda), serta luwing dan ua perkataan latin kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Istilah ini berasal dari dua perkataan latin- entomon bermakna seranga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Entomologi Kesehatan Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk serangga yang berperan sebagai vektor penyakit atau yang merugikan kehidupan manusia.

B. KLASIFIKASI HIDUP SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU
            Selama hidupnya, serangga berubah bentuk beberapa kali perubahan ini disebut metamorfosa sempurna dan tidak sempurna.
1. METAMORFOSIS  TIDAK  SEMPURNA
a.Siklus hidup capung
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara 6 bulan hingga maksimal 6 atau 7 tahun. Ada 3 tahapan dalam siklus hidup capung, Yitu telur, nimfa, dan capung dewasa. Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, dan capung dewasa.
·         Tahap pertama dalam siklus hidup capung : Telur setelah capung kawin, capung betina akan meletakan telurnya pada ranting tanaaman didalam air. Ada juga capung betina yang melepaskan begitu saja telurnya ke dalam air. Pada beberapa spesies, capung jantan akan tetap bersama dengan capung betina dan terbang bersama sambil sang capung betina meletakan telurnya kedalam air. Ada juga capung jantan yang melepaskan capung betina setelah kawin tetapi tetap mengawasinya saat capung betina itu bertelur.
·         Tahap kedua siklus capung : nimfa setelah telur menetes dalam waktu 1-2 minggu. Kehidupan llarva capung sebagai nimfa (nymphs dan naiads) pun dimulai. Nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas.nimfa capung yaang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan nimfa capung bernafas dengan insang yang ada didalam rektumnya diujung perut.sedangkan nimfa capung jarum bernafas dengan 3 insang seperti bulu yang ada diujung perutnya. Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut instar, tergantung dari jenis spesiesnya, terdapat 8-17 instar.umur nimfa sendiri dapat mencapai 4 minggu sampai beberapa tahun.instar terakhir akan merayap keluar dari air, melepasnya kulitnya dan keluar sebagai capung dewasaa.
·         Tahap ketiga dari siklus hidup capung : imago (capung dewasa) ketika nimfa sudah benar-benar berkembang, dan kondisi lingkungan/cuaca mendukung, ia akan menyelesaikannya tahap metamorfosisnya meadi capung dewasa dengan merayap keluar dari air pada air tanaman. Nimfa akan melepaskan kulitnya dan menjadi capung dewasa muda. Kulit nimfa itu disebut exuvia. Beberapa spesies melakukan proses pelepasan exuvia pada malam hari dan siap terbang pada keesokan harinya. Spesies lainnya melakukan pada siang hari. Proses ini biasanya berlangsung singkat, hanya beberapa jam saja, tetapi di ikuti oleh jumlah capung yang banyak. Penetesan masal ini menjamin capung jantan dan betina akan dewasa sempurna dalam waktu yang sama. Ketika capung mellepaskan exuvianya maka ia telah menjadi capung dewasa namun belum cukup matang dalam seksual. Diperlukan waktu sekitar 2 minggu untuk bisa benar-benar dewasa secara seksual (mature). Capung yang baru lahir ini dengan warna yang lebih pucat dengan capung dewasa sepenuhnya disebut “teneral” atau “immature”. Capung akan mulai berburu mangsanya sambil terbang. Ketika capung dewasa sepenuhnya ia akan mulai mencari pasangannya dan mencari lingkungan yang basah. Capung dewasa sendiri hanya bisa hidup dalam waktu 4 bulan.
a.       Siklus hidup belalang
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis  sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap yaitu telur, nimfa dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik dan nimfa tidak jauh berbeda.
·         Telur belalang menetes menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi.
·         Nimfa belalang yang baru menetes biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari warrna khas mereka segera muncul. Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali-kali sekitar 6-4 kali hingga menjadi belalang dewasa dengan tahapan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari.
·         Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1bulan sebagai niimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jka mereka selamat dari serangan predator.
b.      Siklus hidup jangkrik
·         Telur
Telur-telur dari marga Gryllus berbentuk silindris seperti buah pisang ambong yang berwarna kuning muda bening dengan panjang rata-ata 2,5-3mm/ disalh satu baagian atas dari telur yang di tonjolan yang disebut operculum. Tonjolan ini merupakan celah untuk keluarnya  nimfa dari dalam telur. Kulit telur tidak akan pecah bila ditekan sekalipun karena sangat liar dan kuat, baru bisa pecah bila ditusuk. Kulit ini berfungsi melindungi bagian dalam telur. Saat telur baru diletakkan berwarna kuning muda, cerah dan segar. Satu hari kemudian telurnya berubah menjadi kuning tua cerah dan garis-garis halus berwarna abu-abu. Tanda-tanda telur yang tidak bisa menetas adalah berwarna kuning agak gelap dengan permukaan keriput.
·         Nimfa
Jangkrik stadia nimfa mengalami lima kali pergantian yang disebut eksdisis. Lama proses pergantian kulit tergantung pada besarnya seranggga. Pergantian kulit pertama saat serangga masihh kecil, lebih cepat dari pada pergantian kulit yang terakhir. Untuk pergantian kulit yang terakhir jangkrik membutuhkan waktu rata-rata 13-15 menit di dalam laboratorium. Kulit dilepaskan dari arah depaan ke belakang dengan mengontraksikanotot-ototnya secara pelan-pelan. Jangkrik yang baaru berganti kulit warnanya putih pucat. Lima sampai 10 menit kemudian warna berubah menjadi coklat muda. Setelah satunya berikutnya warna berubah menjadi coklat tua dan sudah dapat berjalan seperti biasanya. Nimfa yang baru keluar dari telur masih tetap bergerombolan disekitar sisa-sisa kulit telur sambil memakan sisa-sisa cairan telur. Selanjutnya nimfa berpancar satu persatu dengan arah yang tidak teratur, dan akan berkumpul di sekitar tempat penetasan yang basah atau lembab sambil menghisapnya. Lama stadia nimfa G. Testaceus walk dan G. Miratus di laboratorium berbeda. Lama stadia nimfa ini selain tergantung jenis jangkriknya juga tergantunng jenis nimfa dari jenis yang makanan yang diberikan.di laboratorium nimfa dari jenis yang sama diberi makan ubi mengalami pertumbuhan lebih lama dibanding dengan diberi wortel. Tetapi jangkrik yang diberi makan ubi mempunyai stamina lebih kuat.
·         Dewasa
Serangga muda jenis Gryllus testacus yang dipelihara di laboratorium mulai dapat kawin setelah berumur 7-10 har, dihitung setelah setelah melewati nimfa V  atau setelah menjadi imago atau dewasa. Untuk G mitratus kawin mulai 8-13hari. Mulai bertelurnya sama, yaitu 7-10 hari setelah kawin. Jumlah telur yang dikeluarkan atau diletakkan pertama kali umumnya sedikit , kemudian bertambah pada peletakkan selanjutnya, puncak peletakan telur terbanyak pada peletakan telur terakhir yang jumlahnya rata-rata 4-6 butir. Frekuensi bertelur dari G. Testaceus sekitar 16 kali, sedangkan G. Mitratus sekitar 25 kali . telur diletakan pada media peneluran yang berupa gulungan kapas atau kainhalus yang telah dibasahi. Kapas dan kain yang lembab selain berguna untuk meletakan telur juga berfungsi untuk menjaga kelembapan lingkungan. Peletakan telur dilakukan oleh serangga betina dengan cara menusukan ovipositor satu per satu. Setelah satu telur keluar, ovipositor ditarik  dan digeser sedikit kemudian telur di keluarkan lagi dan begitu seterusnya sehingga telur terlindungi oleh tanah dan kapas. Jika tidak ditemui media untuk bertelur tersebut maka telur akan diletakan disela sela makanan atau diletakan berceceran didasar kandang. Masa produktif jangkrik betina berbeda tergantung jenisnya, yaitu antara 45-60 hari. Setelah masa produktifnya lewat, betina akan mengalami monopause sebelum ajal kematian menjemputnya. Pada masa-masa produktif ini baik jantan maupun betina saling memakan, walaupun makanan berlimpah.
c.       .Siklus kecoa
Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna. Kecoa dewasa akan bertelur. Telur kecoa kemudian akan menetes menjadi kecoa muda yang tidak bersayap.



2. METAMORFOSIS SEMPURNA
            Merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur –larva-pupa-imago(dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi paa katak dan kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna:
a.       Siklus hidup katak
Metamorfosis pada katak awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetes setelah 10 hari. Setelah menetes, telur katak tersebut menetas menjadi berudu. Setelah berumur 2 hari, berudu mempunyai insng luar yang berbulu untuk bernapass. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulitnya. Menjelang 8 minggu, kaki belakang berudu akan berbentuk kemudian membesar ketika kakindepan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk ekornya menjadi pendek serta bernapass dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
b.      Siklus hidup kupu-kupu
Kupu-kupu mengalami metmorfosis sempurna. Daur hidupnya dimulai dari telur. Telur kemudian berkembang dan tumbuh menjadi ulat. Ulat biasanya hidup atas di atas daun dan memakan daun sebagainya makananya. Ulat-ulat kemudian memakan daun tanpa henti. Setelah mengalami pergantian kulit selama 3-4 kali, ulat kemudian bergerak sangat lambat. Lalu ulat akan membungkusnya dirinya dengan air liurnya dan melekat pada daun/batang. Bentuk kepompong berlangsung lama beberapa hari dan kemudian kan berubah kupu-kupu.
c.       Siklus hidup lalat
·         Stadium pertama (stadium telur)
Stadium ini berlangsung selama 12-24 jam. Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih, besar telur 0,8-2mm. Telur dapat dihasilkan oleh lalat betina sebanyak 150-200 butir. Lamanya stadium ini dapat dipengaruhi oleh faktor dan kelembaban. Tempat bertelur dimana semakin panas semakin cepat menetas dan berlaku sebaliknya. Telur diletakan pada bahan-bahan lain yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang busuk.
·         Stadium kedua (stadium larva dan tempayak)
Stadium ini terdiri dari 3 tingkatan yaitu: I--- Telur ang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2mm, berwarna putih,  tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap makanan, makanan 1-4 hari melepas kulit dari keluar menjadi instar II. Tingkat II--- ukuran besarnya dua kali  dari instar I, setelah beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III dan banyak bergerak. Tingkat III larva berukuran 12mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3-9 hari, larva tidak banyak bergerak, larva berpindah ke tempat yang kering dan sejuk untuk berubah menjadi kepompong.
·         Stadium tiga (stadium pupa atau kepompong)
Pada stadium ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa, stadium ini berlangsung 3-9 hari atau tergantung suhu setempat yang disenangi lebih kurang 35C. Pupa ini berwarna coklat hitam dan berbentuk lonjong. Pada stadium ini tubuh larva telah menjadi dewasa , kurang bergerak (tak bergerak sama sekali). Setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.
·         Stadium empat (stadium lalat dewasa)
Stadium ini adalah stadium terakhirr yang sudah berwujud serangga yaitu lalat. Menjadi lalat dewasa yang matang dan siap untuk melakukan perkawinan memerlukan waktu kurang lebih dari 15 jam. Umur lalat dewasa mencapai 2-4 minggu . perlu kita ketahui faktor suhu setempat, kelembaban udara dan makanan yang tersedia berpengaruh terhadap pertumbuhan lalat baik dari telur hingga menjadi lalat dewasa.
2.3 SIKLUS HIDUP BINATANG PENGGANGGU
 Siklus hidup nyamuk
            semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu: Tingkatan dalam air. Tingkatan diluar tempat air atau berair(darat/udara). Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup : telur,larva,pupa,dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. Dan itu sama sekali tidak ada hubungannya degan makan. Sebab, pada kenyataannya baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. Sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalamdarah untuk berkembang. Panjang siklus hidup nyamuk sangat bervariasi, tergantung jenis spesiesnya. Lama sklus pada tiap tahap perkembangan masing-masing nyamuk juga tidak sama. Culex trassalis bisa menyelesaikkan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20C dan hanya sepuluh hari  pada suhu 25 C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup di alam bebas.
·         Nyamuk dewasa
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1;1, nyamuk jantan keluar terlebihh dahulu dari kepompong, baru diususl nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal didekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betini sebelum mencari darah. Selama hdupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain tempratur dan kelembaban serta species dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang beradadi dalam air ialah : telur,jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum.
·         Telur nyamuk
      Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk yang berbeda-beda tergantung darri jenisnya. Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung. Nyamuk culex akan meletakkan telur di atas permukaasn air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Nyamuk aedes meletakkan telur da menempel pada terapung di atas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya sedangkan nyamuk mansomnia meletakkan telurnya menempel pada tumbuh-tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombolan berbentuk karangan bunga. Tidak menutup kemungkinan, telur nyamuk biasanya (spesies tertentu saja) diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor iniberfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. Setelah tempat ditemukkan induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies meletakkan telur-telurnya  saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Inkubasi sempurna terjadi pada masa musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam hampir waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 Kli. Stadium telur ini memamakan waktu 3. Jentik nyamuk pada perkembangan stadium jentik adalah pertumbuhan dan melengkapi bulu-bulunya, waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binayang predator. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanyaa seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikrooganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air  tergenang dalam tumbuhan epifit atau didalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup didalam sarang ketam sepangjang pesisir pantai.
2.4 ASPEK EPIDEMIOLOGI
Ada beberapa faktor epidemiologi yamg dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit, di antaranya faktor cuaca,vektor, reservoir, geografis,dan faktor perialaku. Berikut faktor-faktor tersebut.
CUACA
Iklim dan usim merupakan faktor utama yang mepengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agens penyakit tertentu ditemukan terbatas pada daerah geografis tertentu juga karena mereka membutuhkan reservoir dan vektor untuk kelangsungan hidupnya. Iklim dan variasi musim dapat mempengaruhi kehidupan agemns penyakit,resrvoir,dan vektor. Selain itu, perilaku manusi juga dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan kerentanan terhadap penyakit infeksi.

VEKTOR
Organisme hidup yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke hewan lain atau ke manusia di sebut sebagai vektor. Arthropoda merupakan vektor penting di dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesfik. Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan ensefalitis pada manusia.
RESERVOIR
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen sementara hewan itu sendiri tidak terkena penyakit disebut reserverior. Reservoir untuk arthropodborne disease adalah hewan yang dapta hidup bersama dengan patogen. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus ensefalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropodbrone disease yang hidup didalam reservoir alamiah.
GEOGRAFIS
Idensi peyakit yang di tularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah geografis tempat reservoir dan vktor berada. Bertahannya hidupnya agens penyakit bergantung pada iklim (sushu,kelembaban, da curah hujan) dan faun alocal.
PERILAKU MANUSIA
Interaksi anatra manusia, kebiasan manusia untuk membuang samoah secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit bawaan arthropoda.
2.5 TRANSMISI PENYAKIT
Agens penyebab penyakit infeksi umumnya ditularkan pada manusia yang rentan. mekanisme utama penularan atau transmisi agens infeksius dapat melalui beberapa cara yaitu :
1.      Dari orang ke orang
2.      Melalui udara
3.      Melalui makanan dan air
4.      Melalui hewan
5.      Melalui vektor artrhopoda
2.6 PENGENDALIAN VEKTOR
Prinsip-prinsip pengendalian Arthropoda
Ada beberapa prinsip yang di ketahui dalam pengendalian arthropoda antara lain :
1.      Pengendalian lingkungan
2.      Pengendalian kimia
3.      Pengendalian biologi

2.7  PENGENDALIAN ARTHROPODA
berikut beberapa teknik pengendalian yang di terapkan pada masing-maasing Arthropoda.
1)      pengendalian Nyamuk
2)      pengendalian lalat rumah
3)      pengendalian lalat pasir
4)      pengendalian lalat tsetse
5)      pengendalian Tuma
6)      pengendalian Skabies
7)      pengendalian pinjal
8)      pengendalian sengkenit dan tungau
9)      pengendalian Cyclops

Tidak ada komentar:

Posting Komentar