ENTOMOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN
A. PENGERTIAN ENTOMOLOGI DAN ENTOMOLOGI KESEHATAN
Entomologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk serangga pada umumnya. Akan
tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencangkup ilmu yang mempelajari
artropoda (hewan beruas – ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya
(Archinida atau Arachnoieda), serta luwing dan ua perkataan latin kerabatnya
(Millepoda dan Centipoda). Istilah ini berasal dari dua perkataan latin-
entomon bermakna seranga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Entomologi Kesehatan Ilmu yang mempelajari tentang seluk
beluk serangga yang berperan sebagai vektor penyakit atau yang merugikan
kehidupan manusia.
B. KLASIFIKASI HIDUP SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU
Selama hidupnya, serangga
berubah bentuk beberapa kali perubahan ini disebut metamorfosa sempurna dan
tidak sempurna.
1. METAMORFOSIS TIDAK SEMPURNA
a.Siklus
hidup capung
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah
dewasa, bervariasi antara 6 bulan hingga maksimal 6 atau 7 tahun. Ada 3 tahapan
dalam siklus hidup capung, Yitu telur, nimfa, dan capung dewasa. Sebagian besar
siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, dan capung dewasa.
·
Tahap pertama dalam siklus hidup capung
: Telur setelah capung kawin, capung betina akan meletakan telurnya pada
ranting tanaaman didalam air. Ada juga capung betina yang melepaskan begitu
saja telurnya ke dalam air. Pada beberapa spesies, capung jantan akan tetap
bersama dengan capung betina dan terbang bersama sambil sang capung betina
meletakan telurnya kedalam air. Ada juga capung jantan yang melepaskan capung
betina setelah kawin tetapi tetap mengawasinya saat capung betina itu bertelur.
·
Tahap kedua siklus capung : nimfa
setelah telur menetes dalam waktu 1-2 minggu. Kehidupan llarva capung sebagai
nimfa (nymphs dan naiads) pun dimulai. Nimfa capung hidup sebagai hewan
karnivora yang ganas.nimfa capung yaang berukuran besar bahkan dapat memburu
dan memangsa berudu dan anak ikan nimfa capung bernafas dengan insang yang ada
didalam rektumnya diujung perut.sedangkan nimfa capung jarum bernafas dengan 3
insang seperti bulu yang ada diujung perutnya. Tiap tahapan diantara pergantian
kulit disebut instar, tergantung dari jenis spesiesnya, terdapat 8-17
instar.umur nimfa sendiri dapat mencapai 4 minggu sampai beberapa tahun.instar
terakhir akan merayap keluar dari air, melepasnya kulitnya dan keluar sebagai
capung dewasaa.
·
Tahap ketiga dari siklus hidup capung :
imago (capung dewasa) ketika nimfa sudah benar-benar berkembang, dan kondisi
lingkungan/cuaca mendukung, ia akan menyelesaikannya tahap metamorfosisnya
meadi capung dewasa dengan merayap keluar dari air pada air tanaman. Nimfa akan
melepaskan kulitnya dan menjadi capung dewasa muda. Kulit nimfa itu disebut
exuvia. Beberapa spesies melakukan proses pelepasan exuvia pada malam hari dan
siap terbang pada keesokan harinya. Spesies lainnya melakukan pada siang hari.
Proses ini biasanya berlangsung singkat, hanya beberapa jam saja, tetapi di
ikuti oleh jumlah capung yang banyak. Penetesan masal ini menjamin capung
jantan dan betina akan dewasa sempurna dalam waktu yang sama. Ketika capung
mellepaskan exuvianya maka ia telah menjadi capung dewasa namun belum cukup
matang dalam seksual. Diperlukan waktu sekitar 2 minggu untuk bisa benar-benar
dewasa secara seksual (mature). Capung yang baru lahir ini dengan warna yang
lebih pucat dengan capung dewasa sepenuhnya disebut “teneral” atau “immature”.
Capung akan mulai berburu mangsanya sambil terbang. Ketika capung dewasa
sepenuhnya ia akan mulai mencari pasangannya dan mencari lingkungan yang basah.
Capung dewasa sendiri hanya bisa hidup dalam waktu 4 bulan.
a.
Siklus hidup belalang
Belalang adalah hewan yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis
sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap yaitu telur,
nimfa dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik dan nimfa tidak jauh berbeda.
·
Telur belalang menetes menjadi nimfa,
dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi.
·
Nimfa belalang yang baru menetes
biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari warrna khas
mereka segera muncul. Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami
ganti kulit berkali-kali sekitar 6-4 kali hingga menjadi belalang dewasa dengan
tahapan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari.
·
Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan
14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah hidup mereka
hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan
meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah
sekitar 2 bulan (1bulan sebagai niimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa),
itupun jka mereka selamat dari serangan predator.
b. Siklus
hidup jangkrik
·
Telur
Telur-telur
dari marga Gryllus berbentuk silindris seperti buah pisang ambong yang berwarna
kuning muda bening dengan panjang rata-ata 2,5-3mm/ disalh satu baagian atas
dari telur yang di tonjolan yang disebut operculum. Tonjolan ini merupakan
celah untuk keluarnya nimfa dari dalam
telur. Kulit telur tidak akan pecah bila ditekan sekalipun karena sangat liar
dan kuat, baru bisa pecah bila ditusuk. Kulit ini berfungsi melindungi bagian
dalam telur. Saat telur baru diletakkan berwarna kuning muda, cerah dan segar.
Satu hari kemudian telurnya berubah menjadi kuning tua cerah dan garis-garis
halus berwarna abu-abu. Tanda-tanda telur yang tidak bisa menetas adalah berwarna
kuning agak gelap dengan permukaan keriput.
·
Nimfa
Jangkrik
stadia nimfa mengalami lima kali pergantian yang disebut eksdisis. Lama proses
pergantian kulit tergantung pada besarnya seranggga. Pergantian kulit pertama
saat serangga masihh kecil, lebih cepat dari pada pergantian kulit yang
terakhir. Untuk pergantian kulit yang terakhir jangkrik membutuhkan waktu
rata-rata 13-15 menit di dalam laboratorium. Kulit dilepaskan dari arah depaan
ke belakang dengan mengontraksikanotot-ototnya secara pelan-pelan. Jangkrik
yang baaru berganti kulit warnanya putih pucat. Lima sampai 10 menit kemudian
warna berubah menjadi coklat muda. Setelah satunya berikutnya warna berubah
menjadi coklat tua dan sudah dapat berjalan seperti biasanya. Nimfa yang baru
keluar dari telur masih tetap bergerombolan disekitar sisa-sisa kulit telur
sambil memakan sisa-sisa cairan telur. Selanjutnya nimfa berpancar satu persatu
dengan arah yang tidak teratur, dan akan berkumpul di sekitar tempat penetasan
yang basah atau lembab sambil menghisapnya. Lama stadia nimfa G. Testaceus walk
dan G. Miratus di laboratorium berbeda. Lama stadia nimfa ini selain tergantung
jenis jangkriknya juga tergantunng jenis nimfa dari jenis yang makanan yang
diberikan.di laboratorium nimfa dari jenis yang sama diberi makan ubi mengalami
pertumbuhan lebih lama dibanding dengan diberi wortel. Tetapi jangkrik yang
diberi makan ubi mempunyai stamina lebih kuat.
·
Dewasa
Serangga
muda jenis Gryllus testacus yang dipelihara di laboratorium mulai dapat kawin
setelah berumur 7-10 har, dihitung setelah setelah melewati nimfa V atau setelah menjadi imago atau dewasa. Untuk
G mitratus kawin mulai 8-13hari. Mulai bertelurnya sama, yaitu 7-10 hari
setelah kawin. Jumlah telur yang dikeluarkan atau diletakkan pertama kali
umumnya sedikit , kemudian bertambah pada peletakkan selanjutnya, puncak
peletakan telur terbanyak pada peletakan telur terakhir yang jumlahnya
rata-rata 4-6 butir. Frekuensi bertelur dari G. Testaceus sekitar 16 kali,
sedangkan G. Mitratus sekitar 25 kali . telur diletakan pada media peneluran
yang berupa gulungan kapas atau kainhalus yang telah dibasahi. Kapas dan kain
yang lembab selain berguna untuk meletakan telur juga berfungsi untuk menjaga
kelembapan lingkungan. Peletakan telur dilakukan oleh serangga betina dengan
cara menusukan ovipositor satu per satu. Setelah satu telur keluar, ovipositor
ditarik dan digeser sedikit kemudian
telur di keluarkan lagi dan begitu seterusnya sehingga telur terlindungi oleh
tanah dan kapas. Jika tidak ditemui media untuk bertelur tersebut maka telur
akan diletakan disela sela makanan atau diletakan berceceran didasar kandang.
Masa produktif jangkrik betina berbeda tergantung jenisnya, yaitu antara 45-60
hari. Setelah masa produktifnya lewat, betina akan mengalami monopause sebelum
ajal kematian menjemputnya. Pada masa-masa produktif ini baik jantan maupun
betina saling memakan, walaupun makanan berlimpah.
c. .Siklus
kecoa
Kecoa
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Kecoa dewasa akan bertelur. Telur kecoa
kemudian akan menetes menjadi kecoa muda yang tidak bersayap.
2. METAMORFOSIS SEMPURNA
Merupakan
metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur
–larva-pupa-imago(dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi paa katak dan
kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna:
a. Siklus
hidup katak
Metamorfosis pada katak
awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan
menetes setelah 10 hari. Setelah menetes, telur katak tersebut menetas menjadi
berudu. Setelah berumur 2 hari, berudu mempunyai insng luar yang berbulu untuk
bernapass. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulitnya.
Menjelang 8 minggu, kaki belakang berudu akan berbentuk kemudian membesar
ketika kakindepan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk
ekornya menjadi pendek serta bernapass dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan
anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
b. Siklus
hidup kupu-kupu
Kupu-kupu mengalami
metmorfosis sempurna. Daur hidupnya dimulai dari telur. Telur kemudian
berkembang dan tumbuh menjadi ulat. Ulat biasanya hidup atas di atas daun dan
memakan daun sebagainya makananya. Ulat-ulat kemudian memakan daun tanpa henti.
Setelah mengalami pergantian kulit selama 3-4 kali, ulat kemudian bergerak
sangat lambat. Lalu ulat akan membungkusnya dirinya dengan air liurnya dan
melekat pada daun/batang. Bentuk kepompong berlangsung lama beberapa hari dan
kemudian kan berubah kupu-kupu.
c. Siklus
hidup lalat
·
Stadium pertama (stadium telur)
Stadium ini berlangsung
selama 12-24 jam. Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih,
besar telur 0,8-2mm. Telur dapat dihasilkan oleh lalat betina sebanyak 150-200
butir. Lamanya stadium ini dapat dipengaruhi oleh faktor dan kelembaban. Tempat
bertelur dimana semakin panas semakin cepat menetas dan berlaku sebaliknya.
Telur diletakan pada bahan-bahan lain yang berasal dari binatang dan tumbuhan
yang busuk.
·
Stadium kedua (stadium larva dan
tempayak)
Stadium ini terdiri dari 3 tingkatan yaitu: I--- Telur
ang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan
ganas terhadap makanan, makanan 1-4 hari melepas kulit dari keluar menjadi
instar II. Tingkat II--- ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah beberapa hari maka
kulit akan mengelupas dan keluar instar III dan banyak bergerak. Tingkat III
larva berukuran 12mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3-9 hari, larva
tidak banyak bergerak, larva berpindah ke tempat yang kering dan sejuk untuk
berubah menjadi kepompong.
·
Stadium tiga (stadium pupa atau
kepompong)
Pada stadium ini
jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa, stadium ini
berlangsung 3-9 hari atau tergantung suhu setempat yang disenangi lebih kurang
35C. Pupa ini berwarna coklat hitam dan berbentuk lonjong. Pada stadium ini
tubuh larva telah menjadi dewasa , kurang bergerak (tak bergerak sama sekali).
Setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian anterior
akan keluar lalat muda.
·
Stadium empat (stadium lalat dewasa)
Stadium ini adalah stadium
terakhirr yang sudah berwujud serangga yaitu lalat. Menjadi lalat dewasa yang
matang dan siap untuk melakukan perkawinan memerlukan waktu kurang lebih dari
15 jam. Umur lalat dewasa mencapai 2-4 minggu . perlu kita ketahui faktor suhu
setempat, kelembaban udara dan makanan yang tersedia berpengaruh terhadap
pertumbuhan lalat baik dari telur hingga menjadi lalat dewasa.
2.3
SIKLUS HIDUP BINATANG PENGGANGGU
Siklus hidup nyamuk
semua
serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan
yang kadang-kadang antara tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu: Tingkatan
dalam air. Tingkatan diluar tempat air atau berair(darat/udara). Nyamuk
mengalami empat tahap dalam siklus hidup : telur,larva,pupa,dewasa. Tempo tiga
peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu. Hanya nyamuk betina
saja yang menyedot darah mangsanya. Dan itu sama sekali tidak ada hubungannya degan
makan. Sebab, pada kenyataannya baik jantan maupun betina makan cairan nektar
bunga. Sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk
memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang
terdapat dalamdarah untuk berkembang. Panjang siklus hidup nyamuk sangat
bervariasi, tergantung jenis spesiesnya. Lama sklus pada tiap tahap
perkembangan masing-masing nyamuk juga tidak sama. Culex trassalis bisa
menyelesaikkan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20C dan hanya sepuluh
hari pada suhu 25 C. Sebagian spesies
mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Dalam siklus
hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari
satu stadium hidup di alam bebas.
·
Nyamuk dewasa
Nyamuk
jantan dan betina dewasa perbandingan 1;1, nyamuk jantan keluar terlebihh
dahulu dari kepompong, baru diususl nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut
akan tetap tinggal didekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong,
setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betini
sebelum mencari darah. Selama hdupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam
perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain tempratur dan
kelembaban serta species dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk
diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang
beradadi dalam air ialah : telur,jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari
telur, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari
telur masih sangat halus seperti jarum.
·
Telur nyamuk
Nyamuk biasanya
meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan
meletakkan telur dari nyamuk yang berbeda-beda tergantung darri jenisnya.
Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau
bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung.
Nyamuk culex akan meletakkan telur di atas permukaasn air secara bergerombolan
dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Nyamuk aedes
meletakkan telur da menempel pada terapung di atas air atau menempel pada
permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan
tempatnya sedangkan nyamuk mansomnia meletakkan telurnya menempel pada
tumbuh-tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombolan berbentuk karangan
bunga. Tidak menutup kemungkinan, telur nyamuk biasanya (spesies tertentu saja)
diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan
oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor iniberfungsi sebagai sensor suhu
dan kelembaban. Setelah tempat ditemukkan induk nyamuk mulai mengerami
telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1mm, disusun secara bergaris,
baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies meletakkan
telur-telurnya saling menggabung
membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Inkubasi sempurna
terjadi pada masa musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari
telurnya semua dalam hampir waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 Kli.
Stadium telur ini memamakan waktu 3. Jentik nyamuk pada perkembangan stadium
jentik adalah pertumbuhan dan melengkapi bulu-bulunya, waktu yang diperlukan
untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan
serta species nyamuk. Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur,
nutrien, ada tidaknya binayang predator. Jentik bernafas melalui saluran udara
yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanyaa seaktif larva, tetapi bernafas
melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik
memakan mikrooganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik
spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup dalam keadaan luar
biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau didalam
air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites
hidup didalam sarang ketam sepangjang pesisir pantai.
2.4 ASPEK EPIDEMIOLOGI
Ada beberapa faktor epidemiologi yamg dapat mempengaruhi
terjadinya suatu penyakit, di antaranya faktor cuaca,vektor, reservoir,
geografis,dan faktor perialaku. Berikut faktor-faktor tersebut.
CUACA
Iklim dan usim
merupakan faktor utama yang mepengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agens
penyakit tertentu ditemukan terbatas pada daerah geografis tertentu juga karena
mereka membutuhkan reservoir dan vektor untuk kelangsungan hidupnya. Iklim dan
variasi musim dapat mempengaruhi kehidupan agemns penyakit,resrvoir,dan vektor.
Selain itu, perilaku manusi juga dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan
kerentanan terhadap penyakit infeksi.
VEKTOR
Organisme
hidup yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke hewan lain atau
ke manusia di sebut sebagai vektor. Arthropoda merupakan vektor penting di
dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesfik. Nyamuk merupakan
vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan ensefalitis pada manusia.
RESERVOIR
Hewan-hewan
yang menyimpan kuman patogen sementara hewan itu sendiri tidak terkena penyakit
disebut reserverior. Reservoir untuk arthropodborne disease adalah hewan yang
dapta hidup bersama dengan patogen. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir
untuk virus ensefalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropodbrone disease
yang hidup didalam reservoir alamiah.
GEOGRAFIS
Idensi peyakit
yang di tularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah geografis tempat
reservoir dan vktor berada. Bertahannya hidupnya agens penyakit bergantung pada
iklim (sushu,kelembaban, da curah hujan) dan faun alocal.
PERILAKU MANUSIA
Interaksi
anatra manusia, kebiasan manusia untuk membuang samoah secara sembarangan,
kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit
bawaan arthropoda.
2.5 TRANSMISI PENYAKIT
Agens penyebab
penyakit infeksi umumnya ditularkan pada manusia yang rentan. mekanisme utama
penularan atau transmisi agens infeksius dapat melalui beberapa cara yaitu :
1. Dari
orang ke orang
2. Melalui
udara
3. Melalui
makanan dan air
4. Melalui
hewan
5. Melalui
vektor artrhopoda
2.6 PENGENDALIAN VEKTOR
Prinsip-prinsip pengendalian Arthropoda
Ada beberapa prinsip yang di ketahui dalam pengendalian
arthropoda antara lain :
1. Pengendalian
lingkungan
2. Pengendalian
kimia
3. Pengendalian
biologi
2.7 PENGENDALIAN
ARTHROPODA
berikut beberapa teknik
pengendalian yang di terapkan pada masing-maasing Arthropoda.
1) pengendalian
Nyamuk
2) pengendalian
lalat rumah
3) pengendalian
lalat pasir
4) pengendalian
lalat tsetse
5) pengendalian
Tuma
6) pengendalian
Skabies
7) pengendalian
pinjal
8) pengendalian
sengkenit dan tungau
9) pengendalian
Cyclops
Tidak ada komentar:
Posting Komentar