LIMBAH CAIR
A. PENGERTIAN TENTANG LIMBAH CAIR
Limba cair merupakan salah satu jenis sampah. Sampah ( waste)
adalah zat – zat atau beda – benda yang
sudah tidak bisa di pakai, baik yang
berasal dari rumah maupun sisa – sisa proses industri.
Gambar
limbah cair
B. EKSKRETA MANUSIA
Ekskreta manusia (human excreta yang
terdiri atas feses dan urine) merupakan hasil akhir dari proses yang
berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pebuangan
zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat – zat yang tidak dibutuhkan
tersebut berbentuk tinja dan air seni (urine). Di tinjau dari sudut kesahan
lingkungan, kedua jenis kotoran manusia ini dapat menjadi masalah yang sangat
penting. Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang
paling di utamakan. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan dapat
mengakibatkan kontaminasi pada air,
tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi
kesehatan, penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah berjangkit.
Ekskreate manusia merupakan sumber infeksi dan juga merupakan penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan. Bahaya terhadap kesehatan yang dapat
ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik adalah pencemaran
tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat, adapun
penyakit-penyakit yang dapat terjadi antara lai, tifoid, paratifoid, disentri,
diare, kolera, penykit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi
gastrointestinal, serta infestasi parasit. Namun pembuangan kotoran manusia
yang baik merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan. Kotoran
manusia yang sakiy atau sebagai carrier kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat d tularkan pada penjamu
baru dengan perantara lalat.
a. Komposisi
tinja terdiri atas : zat padat, zat cair
, zat anorganik
b. Kuantitas
tinja di pengaruhi oleh beberapa faktor : keadaan setempat, faktor fisiologi,
kebudayaan, kepercayaan.
Dalam sehari, orang asia rata –rata
mengeluarkan 200-400gram tinja, orang Eropa mengeluarkan 100–150 gram tinja.
Menurut Mc Donald, didaerah tropis pengeluaran tinja berkisar antara 280-530
gram/orang/hari dan urine berkisar 600-1,130 gram/orang/hari. Untuk mengurangi
pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang memenuhi
persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat secara langsung maupun tidak
langsung. Manfaat langsung adalah penurunan insidensi penyakit tifoid
abdominalis, kolera, disentri basiler. Ada pun manfaat tidak langsung adalah
peningkatan kondisi kebersihan lingkungan yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sehingga terjadi penurunan insiden penyakit yang ditularkan melalui
air tercemar atau penyakit yang penyebab memiliki hubungan tidak langsung
dengan air tercemar. Faktor –faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari
tinja, anatar lain: agens penyebab penyakit, reservoir, cara menghindar dari
reservoir, cara transmisi dari reservoir ke penjamu potensial, cara, penularan
ke penjamu baru, penjamu yang rentan (sensitf.). Berikut ini bebrapa faktor
yang mempengaruhi ukuran jarak yang amanan antara pembuangan kotoran manusia secara
umum antara lain dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
metode unsewered area merupakan suatu
cara pembauangan tinja yang tidak
menggunakan saluran air dan tempat pengolahan air kotor. Didalam metode ini
terdapat beberapa pilihan cara antara:
-
Service type (conservansy system) :
metode pengumpulan tinja dari ember – ember khusus oleh manusia disebut service type dan kasusnya disebut service latrines.
-
Non-service type of latrines (Sanitary
latrines) : di dalam sistem ini terdapat beberapa teknik : bore hole latrine,
dug well latarine, water seal type of latrine, septic tank, aqua privy (cubluk
berair), chemical closet.
-
Latrines suitable for camps and
temporary us : kakus ini di pakai untuk kebutuhan sementara (perkemahan dan
tempat pengungsian). Ada beberapa jenis kakus di antaranya.: shallow trench latrine, deep trench latrine.
1. Sewere
area pada sistem limbah cair yang
menerapkan water carriage system atau sewerage system, pengumpulan dan
pengangkutan eksreta dan air limbah dari rumah, kawasan industri, dan
perdagangan di lakukan melalui jaringan pipa dibawah tanah yang disebut sewes
ketempat pembuangan akhir yang biasanya dibangun di ujung kota. Terdapat dua tipe sistem sewered areas antara
lain : sistem akombinasi dan sistem terpisah. Cara pembuangan tinja mempergunakan
sistem saluran air (water carriage) dan pengolahan limbah (sewage treatment)
merupakan perwujudan sanitasi yang harus di penuhi dalam pembuangan tinja,
persayaratan sanitasi antara lain: tinja tidak mengotori permukaan tanah, tinja
tidak mencemari air tanah, tinja tidak
mengotori air permukaan, kotoran tidak boleh terbuka agar tidak dapat di capai
lalat atau binatang, Tinja tidak menyebarkan bau busuk dan menggu estetika.
Penerapan teknologi tepat guna : penggunaan mudah, konstuksi murah,
pemeliharaan mudah. Water carriage system :
-
Sistem pipa banguna ( household sanitary fittings) : water
closet, urinal, wash basin
-
Saluran pipa pembangunan dari rumah (house
sewers)
-
Pipa pembuangan di jalan (street sewer)
-
Peralatan saluran (sewers appurtenance)
Gambar
Ekskreta manusia
C. TEORI AIR LIMBAH
a.
Menurut
Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai
zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan
kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
b.
Menurut Notoatmodjo (2003), air limbah
atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempattempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup.
c.
Pengertian lain menyebutkan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
d.
Menurut
Sugiharto (2005), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah
tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
e.
Berdasarkan
sumber penghasilnya, air limbah berasal dari berbagai jenis kegiatan seperti
perumahan, industri, pertanian dan perkebunan. Jenis polutan yang dihasilkan
oleh industri tergantung pada jenis industrinya sendiri, bahan baku, proses
industri, bahan bakar, sistem pengelolaan limbah cair yang digunakan (Mukono,
2006).
f.
Sebagai
patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan
menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air
limbah tersebut (Sugiharto, 2005).
g.
Sedangkan
pada kegiatan industri, jenis dan sumber limbah yang dihasilkan oleh industri
sebagai berikut (Setiadi, 2003):
-
Industri makanan, diantaranya industri
pengalengan, permen, bir, susu dan keju, pemrosesan produk pertanian,
pemrosesan daging. Limbahnya merupakan senyawa organik dalam bentuk suspensi,
koloid dan larutan.
-
Industri logam dan pertambangan. Volume
limbahnya besar dan mengandung banyak padatan tersuspensi.
-
Industri pemrosesan bahan bakar, seperti oil
refinery, gas reforming. Limbahnya bersifat toksik.
-
Industri kimia, seperti industri pupuk, logam
berat, pestisida dan farmasi. Limbahnya bersifat toksik
-
Industri elektroplating dan engineering works.
Limbahnya bersifat toksik.
-
Industri tekstil, penyamakan kulit dan
kertas. Limbahnya berupa zat organik.
-
Pengolahan air limbah industri bertujuan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dilakukan dengan mengurangi
jumlah dan kekuatan air limbah industri sebelum dibuang ke perairan
penerima.Tingkat pengurangan yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan
data karakteristik air limbah dan persyaratan baku mutu lingkungan yang
berlaku.
h.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No : 82 tahun 2001, baku mutu air limbah adalah ukuran
batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah
yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau
kegiatan
D. AIR LIMBAH
Menurut Ehless dan Steel, air limbah
adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan
tempat-tempat umum dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan.
1. Sumber
air limbah berasal dari berbagai sumber antara lain :
-
Rumah tangga : bekas cucian, bakas
mandi, bekas memasak
-
Perkotaan : air limbah perkantoran,
perdagangan, selokan, dan tempat-tempat ibadah.
-
Industri : air limbah dari pabrik baja,
tinta, cat, dan pabrik karet
2. Karakteristik
air limbah:
-
Karakteristik fisik : air limbah terdiri
dari 99,9% air, kandungan bahan padatnya mencapai 0,1%, dalam bentuk suspense
padat ( suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l.
-
Karakteristik kimia: air limbah
bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan zat
oraganik dari limbah itu sendiri.
-
Karakteristik bakteriologis : bakteri
patogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan E.coli
3. Parameter
air limbah :
-
Kandungan zat padat ( total solid, suspending
solid, dissolved solid,)
-
Kandungan zat organik
-
Kandungan zat anorganik ( P,Pb,Cd, Mg)
-
Kandungan gas ( o2, N, CO2)
-
Kandungan bakteri ( E.coli)
-
Kandungan Ph
-
Suhu.
4. Dampak
pembuangan air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan
antara lain:
-
Kontaminasi dan pencemaran pada air
permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh menusia
-
Menganggu kehidupan dalam air; mematikan
hewan dan tumbuhan air
-
Menimbulkan bau ( sebagai hasil
dekomposisi zat anaerobic dan zat anorganik )
-
Menghasilkan lumpur yang dapat
mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat
menimbulkan banjir.
5. Pengelolaan
air limbah sebelum dilepas ke pembuangan air harus menjalani pengolahan
terlebih dahulu. Tujuan dari pengelolaan air limbah antara lain :
-
Mencegah pencemaran pada sumber air
rumah tangga
-
Melindungi hewan dan tanaman yang hidup
di dalam air
-
Menghindari
-
Menghilangkan tempat berkembang biaknya
bibit dan vektor penyakit.
6. Sistem
pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan :
-
Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap
sumber –sumber air minum
-
Tidak mengakibatkan pencemaran air
permukaan
-
Tidak menimbulkan pencemaran pada flora
dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaanya sehari-hari
-
Tidak dihinggapo oleh vektor atau
serangga yang menyebabkan penyakit
-
Tidak terbuka dan harus tertutup
-
Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak
sedap
7. Adapun
metode yang digunakan untuk mengelolah air limbah anataranya:
-
Pengenceran ( disposal by dilution )
-
Cesspool
-
Sumur resapan ( seepage pit )
-
Septic tank
-
Sistem riool ( Sewage )
8. cara
lain pengolahan air limbah :
-
Dilution ( pengenceran
-
Irrigation
-
Self purification (kolam oksidasi)
-
Pengolahan air limbah secara primer dan
sekunder
-
Purifikasi
air limbah
Gambar air limbah
E. AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak
mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur,
air cuci, pakaian, dan lain – lain yang mengandung mikroorganisme patogen.
5
cara pembuangan air limbah air rumah tangga yaitu :
-
Pembungan umum , melalui tempat
penampungan air limbah yang terletak dihalaman
-
Digunakan untuk menyiram tanaman dikebun
-
Dibuang kelapangan peresapan
-
Dialirkan kesaluran terbuka
-
Dialirkan kesaluran tertutup atau
selokan
Gambar limbah
rumah tangga
2.6.
LIMBAH INDUSTRI
Limbah industry ( industrial waste )
yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan
air pada proses produksinya, limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku
yang mengandung air sehingga didalam proses pengolahanny, air harus dibuang.
Gambar
limbah cair industri
1. Sifat-sifat
limbah cair
a. Karakteristik
fisik :
-
Padat
berasal dari bahan organik maupun anorganik baik yang larut, mengendap
maupun yang berbentuk suspensi.
-
Kekeruhan menunjukan sifat optis air
yang menyebabkan pembiasan cahaya kedalam air.
-
Bau timbul karena adanya kegiatan
mikroorganisme yang menguraikan zat organic untuk menghasilkan gas tertentu.
Bau timbul karena reaksi kimia yang menimbulkan gas.
-
Temperatur air akan memengaruhi badan
penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar. Temperature juga
dapat memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
-
Daya hantar gas listrik merupakan kemampuan
air untuk mengalirkan arus listrik, yang tercermin dari kadar padatan total
dalam air dan suhu pada pengukuran
-
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat
Karakteristik kimia.
b.
Bahan
kimia organik
-
Karbohidrat dan protein, minyak dan
lemak , pestisida, fenol ,zat warna dan surfakan
-
Bahan kimia anorganik : Klorida, fosfor,
logam berat dan bercun, nitrogen, dan sulful
-
Karakteristik biologi : Virus
2.
Pengeloaan Limbah Cair Industri
Pengeloaan limbah cair industri dapat
dibagi menjadi dua, pengeloaan menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut
karakteristiknya.
a. Pengeloaan
Berdasarkan Tingkat Perlakuan
Pengeloaan limbah dapat di golongkan menjadi 5
tingkatan, namun tidak berarti semua tingkatan harus dilalui karena pilihan
tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil
pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis – jenis parameter dalam
limbah , dapat di tetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan. Berikut beberapa
tahapan pengelolaan air limbah :
-
Prapengolahan ( pretreatment ) : Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak
mudah berkarat dan berukuran kurang lebih 30 X 30 cm untuk debit air 100m
persegi/ jam sudah cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
saringan dapat dipasang secara seri dua atau tiga saringan.
-
Pengolahan primer (primary treatmen) :
Pada tahap ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna
terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padat melalui
penambahan zat kimia. Pengolaan secara fisika dilakukan melalui pengendapan
maupun pengapungan yang ditunjukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air
limbah.
-
Pengolahan ekunder ( secondary treatment ):Tahap ini melibatkan
proses biologi yang bertujuan untuk menghilangkan bahan bahan organik melalui
proses oksidasi biokimia.
-
Pengolahan tersier ( tertiary treatment
): Merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang ditujukan terutama untuk
menghilangkan senyawa organic maupun anorganik.
b.
Pengolahan berdasarkan karakteristik
-
Proses fisik: penghancuran, peratanan air, penggumpalan,sedimentasi
pengapungan ,filtrasi
-
Proses kimia : pengendapan dengan bahan
kimia, pengolahan dengan lagoon atau kolam, netralisasi, penggumpalan atau
koagulasi, sedimantasi, oksidasi dan reduksi, klorinasi, penghilangan klor,
pembuangan fenol , pembuangan sulfur
- Proses
biologis : kolam oksidasi, lumpur aktif, trickling filter, fakultatif
- Proses
fisika kimia biologi
- Pengolaham
tingkat lanjut
Gambar
Pengolahan limbar cair industri
2.7. METODE
UJI KUALITAS AIR
Kualitas air mempengaruhi pertumbuhan
dan kelangsungan air yang dipelihara. Karena itu, kualitas air didalam sebuah
wadah. Sebagai faktor internal bila air telah berada disebuah wadah kualitas
air dapat di kendalikan. Agar pengendalian perubahan kualitas air yang segera
dilakukan tidak meleset ( tepat ), maka parameter yang berubah harus diketahui.
Berikut ini dikemukakan beberapa metode uji kualitas air yang umum dilakukan :
1. Oksigen
Ada dua metode yang digunakan untuk
menetukan oksigen terlarut yang dapat di andalkan, yaitu metode winkler atau
metode titrasi atau disebut juga metode iodometri dan metode elektrometris (DO
meter). Metode winkler berdasarkan sifat oksidasi oleh oksigen yang terlarut
dan elektrometris berdasarkan jumlah okesigen yang berdifusi melewati membrane.
2. Derajat
keasaman
Pengukuran pH umumnya dilakukan degan
kertas pH atau ph water tester. Alat lain yang dapat digunakan adalah Aquamates
atau pH meter. Untuk penggunaan aquamates, maka prosedurnya seperti pada
pengukuran oksigen. Sedangkan untuk pengkalibrasian dimulai dengan membuka
tutup pH elektroda (karet banh hitam) pada ujung elektroda dan geserlah karet
ban putih (transparan) yang menutupi lubang pada bagian badan elektroda hingga
lubang kecil tersebut terlihat.
Sementara bila pengukuran pH dilakukan dilapangan dengan menggunakan pH meter, maka langka-langkahnya
sebagai berikut : ambil air sampel pada lapisan bagian bawah. Ukurlah suhu air
tersebut, lalu atur pula pengaturan suhu yang terdapat pada bodi sesuai dengan
suhu air sampel tersebut. Kemudian celupan elektroda kedalam air sampel dan jarum
akan bergerak menunjukan nilai pH air yang sedang diukur.
3. Kecerahan
Kemampuan
cahaya matahari untuk menembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh
kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan disebabkan zat –zat yang tersuspensi,
lumpur, senyawa oreganik dan anorganik serta plankton dan organism mikroskopik
lainnya.
4. Suhu
Pengukuruan
suhu umumnya dilakukan dengan termometer. Cara lain dengan menggunakan DO
meter, SCT-meter atau aqumete test. Untuk mengukur suhu dengan aqumete test,
prosedurnya tidak berbeda dengan pengukuan oksigen, pH dan kecerahan.
5. Warna
air diamati karena ada hubungannya dengan kualitas air. Bila air coklat
kehitaman biasanya sudah tercemar oleh
pakan yang membusuk kevdan dipastikan kandungan ammonianya tinnggi. Ada empat
metode yang sering digunakan untuk menetukan warna air, yaitu cara perbandingan visual,
spetrofotometri, tristimulus filter dan ADMI ( American Dye Manfacturers
Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar