LIMBAH PADAT
A. Pengertian
Limbah Padat
Limbah padat adalah sisa hasil
kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat. Contoh dari
limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu,
kain, dll. Limbah padat
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
tidak terpakai dan berbentuk
padat atau semi padat . limbah padat sering disebut dengan istilah sampah. Limbah padat juga merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya
seperti sisa makanan maupun yang berbahaya
seperti limbah Bahan Berbahaya
Beracun ( B3 ) yang berasal dari limbah
industry. Sampah adalah setiap bahan atau material yang tidak dapat dipergunakan lagi dan harus di
buang atau di musnahkan. Definisi ini pada dasarnya belum baku, disebabkan
banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap
merupakan bahan/material yang tak dapat digunakan kembali. Klasifikasi dan Kriteria Limbah Padat
a. Enam kelompok klasifikasi limbah
padat:
-
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.
Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
-
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau
organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
-
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa
abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan
dan tidak mudah membusuk.
-
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
-
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan,
kertas dan plastik.
-
Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang
bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis
industrinya.
B. Jenis
– Jenis Limbah Padat
-
Garbage, yaitu jenis sampah hasil
pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal
dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
-
Rabish, yaitu sampah yang berasal dari
perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti kertas, karton,
plastic, dan sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng
bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.
-
Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari
bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
-
Sampah jalanan (street sweeping), yaitu
sampah yang berasal dari pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran
bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu,
dan sebagainya.
-
Sampah industry, yaitu sampah yang
berasal dari industry atau pabrik-pabrik.
-
Bangkai binatang (dead animal), yaitu
bangkai binatang yaitu mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh
orang.
-
Bangkai kendaraan (abandoned vehicle),
adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
-
Sampah pembangunan (construction waste),
yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa
puing-puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bambu, dan sebagainya.
a.
Jenis
kode plastik yang sering beredar di masyarakat antara lain :
-
PET
(Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan
konsumsi lainnya yang cair
-
HDPE
(High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya
terdapat pada botol deterjen.
-
PVC
(polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan
sebagainya.
-
LDPE
(Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa
terdapat pada pembungkus makanan.
-
PP
(polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan
beberapa jenis mainan.
-
PS
(polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir,
dan peralatan dapur lainnya.
a.
Pengelolaan limbah padat
Pengololahan limbah padat meliput
pengumpulan sampai dengan pembusukan atau pemusnahannya. Pengelolahan
limbah padat harus memperhatikan
karakteristik dan kandungan yang
terdapat didalam limbah padat . limbah padat
yang mengandung bahan organik
dapat membusuk dengan adanya
mikroorganisme pengurai. Dengan demikian pengelolahannya menghendaki kecepatan ,baik dalam pengumpulan
maupun maupun dalam pemusnahannya. Pembusukan limbah padat organik akan
menghasilkan gas CH4 dan H2S yang bersifat racun
bagi tubuh , selain itu gas H2S
juga berbau busuk sehingga secara
estetis tidak dapat dibenarkan . tetapi
bagi lingkungan limbah padat
relatif kurang berbahaya karena dapat terurai dengan sempurna. Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat
membusuk. Bilamemungkinkan limbah padat jenis ini sebaiknya didaur
ulang sehingga dapat bermanfaat kembali. Bila tidak memungkinkan,
limbah jenis ini dapat dibakar agar terurai
menjadi bentuk lain sehingga
volumenya menjadi lebih kecil . untuk
limbah padat yang mengandung bahan
berbahaya beracun , diperlukan sesuatu cara
pengelolahnya yang lebih
spesifik. Pemusnahan / pembuangan limbah padat
dapat dengan cara landfill ,
pembakaran , animal feeding , penguraian
dengan bantuan mikroorganisme maupun penekanan untuk memperkecil limbah
padat. Banyak pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam permusnahan/
pembuangan limbah padat tersebut. Pemusnahan / pembuangan limbah padat dengan cara landfill ( penimbunan pada tanahj ) dapat
dilakukan untuk limbah padat yang tidak mengandung bahan berbahaya beracun
. cara ini dapat meneybabkan kontaminasi
air dan kontaminasi tanah bila tidak
dilakukan dengan tepat. Untuk limbah
padat yang dapat membusuk atau mengandung bahan berbahaya beracun, penggunaan
incinerator nerupakan salah satu metode yang direkomendasikan. Umumnya
incinerator terdiri dari komponen
sebagai berikut :
-
Tungku pembakaran ,
-
Ruang purna bakar
-
Unit pembersihan gas buang
-
Cerobong asap
Mula – mula limbah padat yang
dikumpulkan dituangkan kedalam tungku pembakaran melalui sesuatu corong
pengisi. Kemudian api dinyalakan didalam dengan
pertolongan bahan bakar yang disemprotkan kedalam tungku bahan
bakar. ke dalam tungku pembakaran juga ditambahkan udara secara terpisah memperthankan jumlah oksigen yang cukup guna menjaga keberlangsungan pembakaran . Dalam tungku
pembakaran diusahakan agar api tersebut merapat seluruh bagian limbah
padat. Selanjutnya gas – gas sisa
pembakaran akan melalui ruang purna
bakar untuk menyempurnakan pembakaran. Didalam ruang
purna bakar . factor temperature
dan lamanya gas tungku berbeda dalam
ruang purna pembakaran , sangat
menentukan keberhasilan dalam
ruang purna bakar . ada baiknya
bila di ruang purna pembakaran terdapat sebuah alat pembakar tambahan untuk menjamin lebih sempurna pembakaran. Selanjutnya gas – gas sisa
pembakaran yang panas dialirkan kedalam
ketel pembuangan panas. Panas ini dapat digunakan untuk menghasilakan uap air. Gas –gas
kedalam unit pembersihan gas buang, untuk menyaring partikel , partikel – partikel debu
dan gas – gas berbahaya sebelum
dikeluarkan melalui cerobong asap. Bila
tidak dioperasikan dengan tepat cara ini dapat mengakibatkan pencemaran udarah kerena itu
penggunaan alat ini harus
dibarengi dengan pemantauan gas – gas yang dihasilkan dalam proses pembakaran
limbah padat . limbah padat yang megandung bahan organik dan tidak mengandung bahan berbahaya beracun dapat diproses secara biologi untuk
mengurai volume atau untuk meperoleh produk yang berguna seperti kompos, maupun biogas. Limbah padat organik
merupakan sisa makanan dapat diolah
menjadi animal feeding ( makan ternak ) . limbah padat juga dapat diperkecil dengan cara penekanaan sehingga mengurangi areal penyimpanan sampah . Terlihat bahwa pengelolahan limbah padat harus dilakukan secara bijak sangat
dibutuhkan pengetahuan akan karakteristik masing – masing cara
pengelolahan limbah padat.
a. Sampah Menurut Asalnya :
-
Sampah buangan rumah tangga, termasuk
sampah bias bahan makanan, sampah sisa makanan sisa pembungkus makanan dan
pembungkus perabotan rumah tangga, sampah bias perabotan rumah tangga, sampah
sisa tumbuhan kebun, dan sebagainya.
-
Sampah buangan pasar dan tempat-tempat
umum (warung, took dan sebagainya); termasuk sisa makanan, sampah pembungkus
makanan dan pembungkus lainnya, sampah sisa bangunan, sampah taman dan
sebagainya.
-
Sampah buangan jalanan; termasuk
diantaranya sampah berupa debu jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah
pembungkus bahan makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa
kotoran hingga bangkai hewan.
-
Sampah industri; sisa bahan baku dan
bahan jadi.
b. Sampah
Menurut Jenisnya :
-
Sampah organik; termasuk di antaranya
sisa bahan makanan serta sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya.
Keseluruhan dikenal juga sebagai sampah dapur/sampah buangan rumah tangga, dan
juga sampah pasar serta sampah industri bahan makanan.
-
Sampah anorganik; termasuk diantaranya
berbagai jenis sisa gelas, logam, plastic, dan sebagainya. Biasanya jenis ini
tebagi atas sampah yang dapat dihancurkan, dan yang tak dapat dihancurkan oleh
mikroorganisme. Umumnya sampah yang tak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme
termasuk sampah anorganik, misalnya sisa-sisa mobil bekas, gelas dan sebagainya
c. Menurut sifat fisiknya :
-
Sampah kering, yaitu sampah yang dapat
di musnahkan dengan dibkar, di
antaranya
kertas, sisa makanan, sisa tanaman yang dapat di keringkan.
-
Sampah basah, yaitu sampah yang karena
sifat fisiknya sukar di keringkan
untuk
di bakar
d. Penanggulangan
dan Pengolahan Sampah
-
penanggulangan sampah rumah
tangga: Umumnya cara masyarakat pedesaan maupun masyarakat kota sampah
buangan rumah tangga dikumpulkan di setiap rumah dalam kardus atau bakul yang
kedap air. Kemudian sampah dipindahkan ke dalam bak sampah (tempat penampungan)
sementara. Bak penampungan lazimnya berkonstruksi kuat, kedap air, tidak mudah
di ganggu binatang, mudah di bersihkan serta di rawat . Bak penampungan
sementara dengan kapasitas yang kuran memadai, berisiko mudah di ganggu
binatang. Untuk menghindari keadaan tersebut, maka pengumpulan sampah rumah
tangga mempergunakan karung atau kantong (terutama untuk sampah kering) yang
kedap air, dan kurang ditutup atau diikat rapi sehingga sedikit sekali
kemungkinan sampah tertumpah keluar. Karung berisi sampah langsung di letakkan
dalam bak penampungan sementara, atau di letakan di depan rumah , yang kemudian
akan diangkat oleh truk atau mobil sampah pada waktu tertentu, untuk dibung ke
tempat pembuangan khusus.
-
Sampah pasar atau tempat-tempat umum
serta perkantoran dikumpulkan dengan cara yang sama dengan pengumpulan sampah
rumah tangga. Cara pengumpulan sampah, tidak banyak menimbulkan permasalahan.
Hanya saja dalam hal pemindahan sampah ke tempat penampungan permanen terdapat
masalah kemampuan transportasi, dan masalah areal pembuangan yang semakin lama
semakin terbatas kapasitasnya. Permasalahan tersebut timbul karena produksi
sampah terus meningkat, sedangkan sarana transportasi tetap terbatas, dan areal
pembuangan semakin terbatas. Salah satu
upaya yang dapat dijalankan, adanya upaya pendaur ulangan sampah dan
pemanfaatan sampah untuk penimbunan areal tanah rawa bagi keperluan pembangunan
pemukiman, perkantoran dan sebagainya. Upaya lainnya mungkin berupa penyusutan
volume sampah dengan teknologi cukup mahal, atau penyusutan volume dengan cara
pembakaran sampah kering atau sampah yang dapat dikeringkan pada tiap rumah
tangga. Namun yang lebih penting adalah upaya mengurangi produksi sampah,
tetapi sukar di lakasanakan. Hal tersebut disebabkan pertambahan penduduk sebagai
penghasil sampah, berlomba-lomba dengan kemajuan teknologi kehidupan dan
peradaban manusia. Dengan demikian perlombaan antara pengkajian teknologi
pemusnahan serta penyusutan volume sampah dengan peningkatan produksi sampah
masih belum mencapai keseimbangan yang menguntungkan pemecahan masalah sampah
di bumi ini. Perilaku manusia sebagai
penghasil sampah dan sikap terhadap upaya penanggulangan sampah, pada dasarnya
belum menguntungkan upaya-upaya penanggulangan sampah yang di lakukan pihak
berwenang.
e. Cara
Pembuangan/Pemusnahan Sampah : Sampah
organik maupun anorganik yang belum maupun di daur ulang dengan teknologi yang
ada, tentunya harus dibuang atau dimusnahkan. Cara pembuangan sampah, antara
lain :
-
Penanggulangan sampah di tanah terbuka.
Cara
ini biasanya dilakukan dengan memperhatikan resiko-resiko akibat pencemaran
lingkungan oleh sampah tersebut. Cara ini disebut juga sanitary landfill: sampah ditumpuk serta diratakan di areal tanah
tempat pembuangan. Dianjurkan daerah yang terletak jauh dari pemukiman
penduduk, yaitu berjarak sekitar 10-15 km. Tujuannya agar timbunan sampah tidak
mudah tejangkau oleh binatang, terutama oleh binatang pengerat seperti tikus
dan sebagainya, dan juga agar jasad renik dalam timbunan sampah dapat
berkembang biak untuk memungkinkan proses dekomposisi (penghancuran) sampah.
-
Modifikasi cara pertama
Sampah
di tanam dalam tanah, dengan menggali tanah sampai kedalaman yang dibutuhkan,
selanjutnya sampah ditumpuk dan diratakan dalam lobang galian tersebut.
Kemudian sampah dipadatkan, dan ditimbun dengan pasir, demikian seterusnya
sampai lobang galian menjadi penuh. Dengan modifikasi di atas, dekomposisi
sampah akan berlangsung lebih cepat dan lebih mudah, sehingga pelapukan sampah (terutama sampah
organik) semakin cepat terjadi. Setelah beberapa saat lamanya, pelapukan telah
berlangsung sempurna, dan areal tersebut dapat digunakan kembali untuk
pembuangan sampah berikutnya.
-
Pembuangan sampah secara “composting” :
Sampah
di tumpuk pada tempat tertentu dengan persyaratan sama seperti cara 1 dan 2,
selanjutnya tanpa diratakan dan dipadatkan, sampah ditimbun dengan pasir
setinggi 15 cm. Hasil dekomposisi sampah dapat berupa pupuk (fertilizer) yang dikenal dengan pupuk
hijau dan sebagainya. Cara 1 dan 2 biasanya dilakukan untuk pembuangan sampah
besar-besaran, sehingga memerlukan areal tanah cukup luas dan berbagai
perlengkapan. Hal tersebut tentunya memerlukan biaya yang cukup besar. Tetapi
areal tanah yang telah ditimbun dapat dimanfaatkan untuk areal pemukiman dan
perkantoran, setelah areal tersebut cukup padat untuk memenuhi persyaratan
teknis bangunan tertentu. Caraketiga, juga merupakan cara pembuangan/pemusnahan
sampah secara besar-besaran yang dapat menghasilkan manfaat sampingan berupa
kompos(pupuk hijau), namun upaya tersebut masih tergantung pada penyediaan area
pembuangan untuk menghasilkan pupuk tersebut.
-
Pembakaran sampah
Cara ini
bertujuan menyusutkan volume sampah. Sampah dibakar sempurna, dapat dilakukan
secara kecil-kecilan di rumah tangga. Namun cara ini dapat menimbulkan bahaya
kebakaran, pencemaran udara dan sebagainya. Pembakaran sampah besar-besaran
dapat dilakukan dengan system incinerator.
Sampah dibakar dalam tungku pembakar pada suhu yang tinggi, sehingga pembakaran
berlangsung sempurna. Cara ini tergolong mahal, karena lazim dipergunakan untuk
pemusnahan sampah di perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar